Wednesday, March 13, 2013

Cinta,, Datanglah!!!


Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu Cinta?? bagaimana saya bisa menemukanya??"
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali. Kemudian, ambilah satu buah ranting saja. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta."

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?"
Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu ranting saat berjalan dan tidak boleh mundur kembali (berbalik)."

"Sebenarnya, aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang leboh menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak aku ambil ranting tersebut."

"Saat ku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru ku sadari bahwasanya ranting- ranting yang ku temukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya."

Gurunya kemudian menjawab, "Jadi, yaa,,, itulah Cinta."

Pada hari lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukanya?"

Gurunya pun menjawab, "Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon. Kemudian, tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar atau subur, dan tidak juga terl;alu tinggi. Pohon tiu biasa- biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu menebang pohon sepertio itu?"

Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalaman ku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. jadi, ketika ada kesempatan aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk - buruk amat, kuputuskanlah untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya."

Gurunya pun kemudian menjawab, "Ya,,, itulah perkawinan."

___________________________________________________________________

Pernikahan memang pelabuhan dua hati. Ia membutuhkan sepasang manusia untuk sampai ke sana. Tapi seperti yang dialami filsuf Yunani, Plato, jatuh cinta dan menikah bisa jadi tidak sama. Untuk jatuh cinta, orang sering berandai-andai akan menemukan "soulmate" yang ideal. kekasih yang oke luar dalam. Orang tua bilang, bibit, bebet, dan bobotnya keren.

Demi mendapatkan tambatan hati, kita pun melakukan pemburuan sesuai standar ketat yang kita tetapkan. Karena itu, selama masa penjajakan atau pendekatan, mudah saja menampik orang yang dirasa tidak nyantol di hati. kita begitu selektif.

Alasannya? Persis seperti yang dirasakan dan dilakukan Plato. Ia berjaga-jaga (tepatnya takut) kalau-kalau didepan perjalanan nanti ada "ranting" yang jauh lebih baik. yup, kita khawatir seandainya ada orang lain yang lebih baik menawarkan cintanya kepada kita. Gimana kalau si fulan atau fulanah sebenarnya juga mengharapkan cinta kita ? Gimana kalau ternyata dia adalah orang yang cocok dengan kriteria yang kita punya?.

Bila pernikahan harus diawali dan dilandasi dengan jatuh cinta, dengan aneka persyaratan yang kita buat, hal itu menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, pernikahan semestinya dilandasi keinginan untuk membangun cinta. itu berarti kita mempersiapkan diri kita untuk menerima kehadiran pasangan kita apa adanya.

Karenanya, memiliki segudang kriteria untuk calon pasangan kita tidak salah. itu bagus. Namun demikian, kita juga harus berpikir realistis bahwa tidak ada orang yang sempurna. Nobody's perfect. Bila kriteria adalah mencari yang terbaik,,, ingat!! " diatas langit masih ada langit,,," selalu ada yang lebih baik dan baik lagi.


____" Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk badan dan rupamu, tetapi Ia melihat kepada hatimu,," ( Hadist Riwayat Muslim )




Di kutip dari buku " Bukan pernikahan Cinderella" karya Iwan Januar

No comments:

Post a Comment